Masjid At-Tin adalah satu di antara dua masjid megah di kawasan TMII. Masjid lainnya adalah Masjid Diponegoro. Masjid yang mulai dibangun pada April 1997
ini menempati area tanah seluas 70.000 meter persegi dengan kapasitas
sekitar 9.000 orang di dalam masjid dan 1.850 orang di selasar tertutup
dan plaza. Pembangunan Masjid At-Tin selesai pada tahun 1999 dan dibuka secara umum pada tanggal 26 November 1999. Alamat Lengkapnya Ada Di Jalan Raya Taman Mini Pintu 1 Taman Mini Kelurahan Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur 13560
Nama Masjid At-Tin...
Nama At-Tin diambil dari salah satu surah dalam Al-Quran yang merupakan wahyu ke-27 yang diterima oleh Nabi Muhammad Sholallahu 'Alaihi Wasallam,
atau surah ke-95 dalam urutan penulisan Al-Qur‘an. Nama surah itu
adalah At-Tin yang berarti sejenis buah yang sangat manis, lezat, dan
penuh gizi. Buah ini dipercayai mempunyai manfaat yang banyak, baik
sebelum matang maupun sesudahnya.
Selain diinspirasi dari surah Al-Qur‘an, pemberian nama At-Tin
sebenarnya juga merupakan upaya untuk mengenang jasa-jasa istri mantan
Presiden Soeharto yang bernama Ibu Tien atau lengkapnya Hj. Fatimah Siti Hartinah Soeharto.
Memang, pendirian Masjid At-Tin sejak awal merupakan usaha anak-cucu
Presiden Soeharto untuk mengenang ibu/nenek mereka. Pendirian masjid ini
terlaksana berkat bantuan Yayasan Ibu Tien Soeharto yang merupakan
yayasan milik anak-keturunan Ibu Tien Soeharto. Oleh karenanya, nama
At-Tin tentu dimaksudkan sebagai doa dan perwujudan rasa cinta yang
tulus dari anak/cucu kepada ibu/nenek mereka.
Arsitektur...
Arsitektur Masjid At-Tin mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri,
baik dari segi arsitektur bangunan, hiasan ornamen, maupun desain dalam
dan luar ruangannya. Arsitek masjid ini adalah Fauzan Noe'man dan Ahmad Noe'man. Fauzan Noe'man merupakan anak dari Ahmad Noe'man.
Gaya arsitektur masjid ini berusaha menonjolkan lekukan bentuk anak
panah pada dinding di hampir semua sudut dan ornamen yang menghiasinya.
Lekukan anak panah ini terlihat secara jelas pada bagian muka masjid
dari arah pintu masuk. Dengan begitu, wisatawan yang berkunjung ke
masjid ini akan dapat melihat dengan leluasa lekukan-lekukan panah yang
ditampilkan, sebelum memasuki ruang dalam masjid.
Eksterior...
Pada bagian muka (sisi timur) masjid, terdapat taman luas dengan
pepohonan rindang yang mengitari plaza berbentuk lingkaran yang terbuat
dari marmer berwarna krem. Dari plaza menuju arah muka masjid, terdapat
jalan yang terletak di kanan dan kiri plaza. Bagian muka masjid tersebut
secara terinci menampilkan tiga lekukan anak panah yang bagian
tengahnya didominasi dengan warna abu-abu. Motif yang ditampilkan pada
lekukan berbentuk anak panah ini sepintas menyerupai tebaran bunga,
karena dihiasi oleh sejumlah gambar bermotif bunga di tengahnya. Selain
tiga lekukan berbentuk anak panah tersebut, juga terdapat dua lekukan
anak panah lagi (ukurannya lebih kecil) pada sisi kanan dan kiri dinding
masjid.
Selain itu juga tampak dari bagian muka masjid sebuah kubah utama
yang diapit oleh empat kubah kecil. Pada bangunan kubah-kubah kecil ini
juga dipenuhi lekukan berbentuk anak panah yang lebih tinggi dan
runcing.
Mencoloknya lekukan, konstruksi, dan ornamen yang berbentuk anak
panah pada tiap bagian masjid ini memberikan gambaran bahwa rancang
bangun masjid At-Tin didesain se-minimal mungkin untuk mengekspos elemen
estetis terputus dengan mengedepankan gerakan geometris yang terus
bersambung seperti yang tergambar dalam sudut masing-masing anak panah
yang saling berhubungan. Bentuk anak panah ini memiliki makna agar umat
manusia tidak pernah berhenti mensyukuri nikmat Allah—seperti terlukis
dalam bentuk anak panah—mulai dari titik awal hingga titik akhir.
Interior...
Kekhasan lain yang terdapat pada masjid ini adalah pintu masuk utama
masjid yang terdiri dari dua dinding tanpa daun pintu. Pintu masuk ini
juga berbentuk seperti anak panah. Setelah melewati pintu utama,
pengunjung akan disuguhi kolam air mancur yang pada bagian pinggirnya
dapat berfungsi sebagai tempat duduk para pengunjung. Kolam air mancur
dengan keramik warna hijau muda ini juga berbentuk seperti anak panah.
Dari arah pintu utama, pengunjung dengan mudah dapat menuju ke arah
lantai dasar yang digunakan untuk ruang serbaguna, tempat wudu
(pria/wanita), ruang mushaf, ruang rapat kecil, perpustakaan, ruang
audiovisual, dan ruang internet. Selain ruang-ruang tertutup ini, area
lantai dasar masjid ini dikelilingi teras terbuka di mana para
pengunjung dapat dengan leluasa melihat ke arah taman.
Lantai dasar masjid ini dikelilingi oleh tangga-tangga sebagai jalan
menuju ke arah lantai satu. Melalui pintu utama, para pengunjung dapat
menggunakan dua tangga utama dan sebuah eskalator pada sisi kanan menuju
lantai satu. Alternatif lainnya, pengunjung juga dapat menggunakan
empat tangga lain yang terdapat di sudut kanan kiri masjid serta satu
tangga di bagian belakang masjid.
Ruang utama untuk salat terletak di lantai satu. Di ruang ini tampak
tujuh lekukan berbentuk anak panah dari keramik warna hijau tua pada
bagian dindingnya. Bagian tengahnya difungsikan sebagai mihrab dan
mimbar. Pada bagian sisi kanan dan kiri ruangan yang berhubungan dengan
ruang teras samping ini dibatasi oleh penyekat kayu ukir yang setiap
saat bisa dibongkar-pasang. Pengunjung yang berada di ruangan ini dapat
melihat kerangka kubah dari dalam. Saat pengunjung mengamati bagian
dalam kubah akan tampak lempengan baja tipis pada ketinggian tertentu
dengan warna dasar hijau yang dikelilingi oleh kaca patri berwarna
hijau-merah-kuning dan biru. Sehingga, saat matahari bersinar, cahaya
yang masuk akan dipantulkan dan membentuk kombinasi warna yang
mengagumkan.
Kaligrafi...
Berbeda dengan masjid pada umumnya, penggunaan ornamen kaligrafi
dalam masjid ini sangat minim. Ornamen kaligrafi hanya nampak pada
dinding bagian atas ruang salat utama (lantai satu) dan sepanjang
dinding pada lekukan anak panah di area mihrab dan mimbar. Dengan
menggunakan cat warna hijau muda, tampak tulisan ayat-ayat Al-Qur‘an
mengitari dinding ruang salat utama yang juga bisa dilihat dari arah
mezanin.
Secara umum, masjid At-Tin dikelilingi oleh koridor-koridor dengan
atap yang dibentuk seperti anak panah. Koridor ini merupakan sarana bagi
para pengunjung berjalan kaki menuju gedung utama masjid. Selain itu,
koridor ini juga sering digunakan untuk salat, saat jemaah tidak lagi
tertampung di dalam masjid. Mungkin, tujuan lain dari pembuatan koridor
ini juga untuk menghindari rusaknya taman akibat diinjak oleh
pengunjung. Taman ini memang banyak ditumbuhi oleh berbagai jenis
tanaman, seperti palm, tanaman merambat, dan rerumputan. Sekilas taman
ini nampak seperti padang rumput yang terpetak-petak karena diberi jalur
setapak bagi pejalan kaki. Di area rerumputan ini juga terdapat empat
kolam air mancur berbentuk bunga mekar yang pada bagian dindingnya bisa
difungsikan sebagai kran tempat wudu.
Fasilitas Pendukung...
Masjid At-Tin memiliki berbagai fasilitas pendukung seperti warung
makan, ruang rekreasi/TV, ruang internet, perpustakaan, rumah dinas Imam
Besar, mess muazin, rumah penjaga, ruang kegiatan, ruang kelas, dan
lahan parkir yang dapat menampung 100 sepeda motor, 8 bus, dan 350
mobil. Di samping fasilitas-fasilitas pendukung, masjid ini juga sering
menyelenggarakan kegiatan seperti diskusi tema khutbah sebelum salat
jumat, kuliah Ahad Duha berbentuk cermah dan diskusi, pengajian tafsir
Al-qur‘an (Tafsir Jalalain) setiap Minggu pagi (08.00—11.00 WIB),
pengajian karyawan, seminar keagaman, tablig akbar, dan peringatan hari
besar Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar